Pada artikel sebelumnya di link ini kita telah membahas mengenai perbedaan antara motor trail yang menggunakan mesin liquid-cooled dan air-cooled. Nah melalui tulisan ini kami akan mencoba menjelaskan kelebihan dan kekurangannya, apa saja sih? Yuk kita simak.
Motor trail yang menggunakan mesin berpendingin udara biasanya lebih mudah dilakukan perawatan. Pada motor trail yang menggunakan liquid cooled, Anda harus membersihkan radiator berikut kipasnya minimal setelah melakukan jarak tempuh sejauh 10 ribu kilometer.
Pada motor trail yang menggunakan teknologi air cooled, Anda tidak perlu khawatir tentang pompa radiator yang bermasalah, Kipas radiator gosong, klem radiator bocor, dan masalah lainnya yang bisa menimpa pada motor trail liquid cooled. Maklum saja jika salah satu terganggu, sudah bisa dipastikan bahwa motor trail liquid cooled akan mengalami overheat. Dan jika hal ini terjadi, tentu akan menggangu pengalaman menunggang motor trail bukan?
Tapi bukan berarti bahwa motor trail air cooled tidak perlu dirawat, mesin motor trail jenis ini juga perlu perawatan berkala untuk dapat bekerja dengan optimal dan pastikan juga bahwa Anda selalu menggunakan oli berkualitas agar suhu mesin tetap terjaga.
Motor trail yang menggunakan mesin aircooled biasanya memiliki konsumsi bbm yang cukup rendah Hal tersebut dikarenakan motor trail ini biasanya menggunakan mesin dengan spesifikasi teknis yang lebih sederhana ketimbang mesin liquid-cooled.
Nah jika melihat harga jual motor trail yang dibekali pendingin mesin Air-cooled biasanya dibanderol lebih murah ketimbang motor bertipe liquid-cooled. Kombinasi efisiensi & harga yang terjangkau ini membuatnya jadi opsi yang paling logis, apalagi jika digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Penerapan teknologi Liquid-cooled yang lebih stabil dan canggih dalam pendinginan mesin, membuat motor trail jenis ini semakin bertenaga dibandingkan sebelumnya. Angka horse power yang dihasilkan juga semakin luar biasa. Gak heran jika kemudian motor trail jenis ini memiliki kombinasi power dan torsi yang lebih besar.
Nah kondisi ini berbanding terbalik dengan motor berpendingin udara yang output power serta torsinya berada di rentang RPM yang lebih rendah. Namun motor trail jenis justru lebih kuat dibawa tanjak-menanjak di kondisi yang ekstrim sekalipun.
Motor berpendingin air-cooled juga bisa memiliki rasio kompresi tinggi, clearance sempit, serta cylinder head yang lebih kompleks – dengan bantuan pendingin oli, atau yang saat ini kita kenal sebagai Oil-cooler. Prinsip kerjanya persis radiator, namun tidak mrmbutuhkan banyak part serta desain cylinder yang kompleks.
Seperti nama yang diusungnya, Oil-cooled menggunakan sirkulasi oli sebagai pendingin mesin ekstra… Berbeda dengan radiator yang menggunakan coolant khusus. Oil-cooled mampu membuat sebuah motor berpendingin udara mempunyai rasio kompresi 10-11:1, serta Head Cylinder DOHC 4-Valve sekalipun, hanya dengan bermodal kapasitas pelumas yang sedikit lebih banyak. Nah Sekarang jadi lebih tahu kan?