Sebagai cabang olahraga baru di belantara balap motor Tanah Air, Trial Game Asphalt (TGA) serta merta menjadi megnet sekaligus primadona anyar bagi para Rider. Meski 100% menggunakan lintasan aspal, peserta tak hanya datang dari mereka yang punya basic road race. Beberapa pebalap yang piawai membesut kuda besi cakar tanah juga turut berkompetisi disini.

Sebut saja Ivan Harry Nugroho, Farudilla Adam, Ivan Prasta, Bima Edwardo serta Pedro Wuner. Bagi mereka, berlaga di trek beralaskan aspal adalah hal yang baru. Tentu saja berbagai persoalan mesti dihadapi oleh para kroser, sebutan untuk para Rider yang punya basic motocross ataupun grasstrack, ketika berlaga di Trial Game Asphalt. Tak seperti di lintasan tanah dengan ban paculnya, mereka harus banyak beradaptasi lagi. “Terutama saat cornering, pengereman dan buka tutup gas. Sementara kalau racing line hampir sama dengan di MX,” kata Ivan Harry, saat ditanya kesulitan yang dihadapi berlaga di Trial Game Asphalt.

Saat balap, mudah ditebak Rider tersebut punya basic road racer atau kroser yaitu pas melahap tikungan. Hampir semua road racer tidak menurunkan kaki saat menikung, sementara kroser menurunkan 1 kakinya untuk memperoleh keseimbangan.

Sejatinya, bagi mereka yang datang dari basic berbeda, bertarung di TGA cukup fair dan adil. Bagi road racer, tikungan menjadi senjata andalan saat akan take over lawan, sedang bagi kroser, papan jumping yang ada di tengah lintasan digunakan untuk memangkas waktu gap dengan pebalap di depannya. “Kalau saya kepengennya sih jumpingan ditambah lagi biar makin seru bersaing melawan road racer,” sebut Pedro Wuner. “Tapi okelah, harus tetap berusaha untuk mendapatkan hasil yang baik. Anggap saja sebagai tantangan yang harus ditaklukkan,” imbuh Pedro. Nahhh, pebalap sejati pantang menyerah!