Inovasi teknologi piranti keamanan motor sudah semakin canggih. Ambil contoh helm. Perangkat wajib keamanan utama ini semakin banyak menggunakan inovasi teknologi terbru. Ada helm yang sudah dilengkapi dengan AI untuk menambah rasa aman, ada pula yang menggunakan teknologi interkom high end dengan dukungan speaker papan atas. Nah belum lama ini, Roof, produsen helm asal Prancis, menghadirkan sebuah prototipe helm futuristik dengan konsep yang benar-benar berbeda.
Sejak berdiri pada 1993, Roof dikenal sebagai merek yang berani bereksperimen, dan kini produknya telah dijual di lebih dari 35 negara. Terobosan terbarunya bernama Roof DJagger, helm full-face radikal yang dirancang tanpa tali dagu (chin strap) dan bisa menutup/membuka secara otomatis.
Keunikan DJagger terletak pada cara pemakaiannya. Alih-alih membuka bagian depan seperti modular, helm ini justru terbuka dari belakang. Bagian belakangnya bergerak ke samping, kemudian mundur dan terangkat ke atas, menciptakan ruang yang cukup agar kepala masuk dan keluar tanpa hambatan.
Roof menyebut DJagger sebagai helm full-face dengan sistem bukaan oksipital tanpa chin strap. Desain ini memungkinkan pengendara tetap memakai sarung tangan ataupun kacamata ketika memasang dan melepas helm, karena helm menutup area wajah, bukan menutupi kepala secara utuh seperti helm konvensional.Keuntungan lainnya, DJagger menawarkan kenyamanan ekstra untuk pengguna kacamata. Frame dan lensa tidak akan tergeser, karena mekanisme bukaan tidak menekan area telinga dan kepala seperti helm biasa.
Selain itu, Roof juga merancang desain ini agar mempermudah tim medis memberikan pertolongan setelah kecelakaan. Bagian belakang yang bisa membuka penuh memungkinkan akses ke wajah tanpa menimbulkan tekanan pada leher pengendara.
Roof berencana melengkapi DJagger dengan visor fotokromik yang bisa menyesuaikan cahaya ambient, serta lensa Pinlock. Semuanya tetap harus melewati homologasi ketat ECE 22.06 sebelum diproduksi massal.
Meski terlihat futuristis, konsep ini memunculkan beberapa pertanyaan. Mekanisme engsel yang kompleks tentu membutuhkan keandalan tinggi. Jika bagian itu bergantung pada komponen elektrik, maka daya tahan baterai menjadi isu. Terlalu banyak bagian bergerak juga bisa menimbulkan kekhawatiran terkait kekuatan struktur, hingga risiko helm tak bisa terbuka karena masalah mekanis.
Selain itu, pasar helm terkenal sangat loyal terhadap brand tertentu. Banyak pengendara yang tetap memilih Arai, Shoei, atau Bell hanya karena reputasi. Roof harus bekerja ekstra untuk membuat DJagger diterima di pasar yang kompetitif ini.
Hingga kini, belum ada informasi resmi mengenai jadwal rilis maupun harga retail DJagger. Proyek ini masih berada di tahap prototipe setelah dipamerkan di EICMA 2025 tahun ini, dan kabarnya sedang memasuki tahap pengujian lebih lanjut.
Image credit : motorcyclenews.com
