Shockbreaker atau peredam kejut pada motor punya peran penting untuk meredam getaran ketika melintas di berbagai macam permukaan jalan. Saat bekerja, shockbreaker akan menyerap energi benturan dari ban, sehingga motor masih terjaga stabilitasnya. Kalau kondisinya baik, shockbreaker tidak akan terasa mental-mentul atau tidak punya rebound yang berulang-ulang.
Namun beda cerita bila shockbreaker rasanya sudah mulai endut-endutan, alias rebound-nya beda dari sebelumnya, bisa-bisa gejala tersebut menunjukkan kerusakan pada sistem peredam kejut tersebut. Nah tahukah Anda jika ternyata shockbreaker sudah mulai mantul-mantul, itu merupakan gejala shockbreaker akan mati.
Shockbreaker mati artinya komponen tersebut tidak lagi berfungsi optimal sebagai peredam guncangan, yang dapat disebabkan oleh usia pakai, kebocoran oli, beban berlebih, atau kerusakan fisik. Tanda-tandanya antara lain guncangan motor terasa lebih kuat, motor oleng atau limbung saat bermanuver, munculnya suara berdecit, dan adanya tetesan oli di sekitar suspensi.
Biasanya gejala shockbreaker mulai mati itu motor mantul banget kalau kena polisi tidur atau jalan rusak. Gejala di atas terjadi karena bagian penyerap getaran atau shock absorber sudah tidak berfungsi maksimal, dan yang menyebabkan mantul itu adalah bagian per-nya. Nah umumnya gejala tersebut terasa pada motor yang usia pemakaiannya sudah lama. Terlebih selama digunakan, sering mengangkut beban yang berlebihan dan kerap kali secara sengaja atau tidak, melibas lubang jalan dalam kecepatan yang tinggi.
Memang efeknya apa saja sih kalo shockbreaker mati? Shockbreaker yang mati membuat motor kehilangan kemampuan untuk meredam getaran dari jalan yang tidak rata. Hal ini menyebabkan motor menjadi tidak stabil, terutama saat melintasi jalan bergelombang, berlubang, atau saat berbelok.
Ketika shockbreaker rusak, pengendalian motor, terutama pada kecepatan tinggi atau saat menikung, menjadi lebih sulit. Hal ini meningkatkan risiko tergelincir atau hilang kendali, yang dapat berujung pada kecelakaan.Perangkat elektronik kendaraan
Shockbreaker yang mati juga menyebabkan beban pada ban menjadi tidak merata. Hal ini mengakibatkan ban motor lebih cepat aus, terutama pada bagian tertentu, yang meningkatkan risiko bocor atau meletus.
Ketidakmampuan shockbreaker untuk meredam guncangan membuat motor mudah melompat atau tergelincir saat melintasi permukaan jalan yang kasar. Ini sangat berbahaya terutama saat berkendara di jalan yang rusak, licin, atau saat pengereman mendadak.
Shockbreaker yang mati akan membuat perjalanan terasa sangat tidak nyaman karena getaran dan guncangan dari jalan tidak diserap dengan baik. Selain itu, efek ini juga bisa menyebabkan kelelahan lebih cepat saat berkendara jarak jauh.
Shockbreaker yang tidak berfungsi dapat menyebabkan kerusakan pada komponen lain, seperti roda, rangka motor, dan sistem suspensi lainnya, karena guncangan dari jalan langsung memengaruhi bagian-bagian tersebut.
Shockbreaker yang mati mengurangi efektivitas pengereman. Karena motor menjadi tidak stabil, daya cengkeram ban terhadap jalan berkurang, sehingga memperpanjang jarak pengereman dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Cara terbaik untuk mencegah kerusakan shockbreaker hingga akhirnya mati dan tidak rebound lagi, adalah hindari keseringan melibas lubang jalan, juga hindari bawa barang berlebih. Dan terpenting, jaga kebersihan shockbreaker agar kotoran tidak merusak komponen O-ring. Kalau sudah begitu, segera ganti dengan satu set shockbreaker yang baru. Jangan mengganti part-part tertentu yang rusak saja. Karena apabila dipasangkan dengan part yang baru, bukan tidak mungkin tidak ada kecocokan dan malah menambah masalah baru.
Image credit : crossfiremotorcycle.com