Biar Lawas Tapi Trengginas
Jangan panggil Imam Safe’i kalau nggak sanggup bikin motor jadi kencang. Ya, tunner legendaris asal Kota Lumpia Semarang, itulah yang meramu kuda besi pacu milik Devi Tembong Ariawan, untuk berkompetisi di arena Trial Game Asphalt (TGA) kelas Trail 175 Non Pro. Meski lawas, peracik ulung Malabar Racework itu mengubahnya menjadi lebih trengginas!
Moncernya kuda besi milik Tembong, sapaan akrab Devi Ariawan, sudah dibuktikan di TGA 2109 kelas Trail 175 Non Pro. Sampai dengan putaran ke-4 berakhir, Rider senior itu menempati peringkat ke-3 klasemen sementara, di bawah Reihan Lapendoz dan Erick Chandra. “Awal-awal seri mengalami beberapa kendala, terutama seri 1 dan 2. Tapi setelah upgrade lagi motor jauh lebih enak. Sekarang sih masalah tinggal di pebalapnya, kurang sabar,” sebut Devi Tembong.
Lantas, ‘bumbu-bumbu’ apa saja sih yang digunakan Imam Safe’i untuk meramu dapur pacu Kawasaki KLX 150 lansiran tahun 2012 milik Devi Tembong?
Yup, mulai dari kaki-kaki, shockbeker depan Tembong mengusung teleskopik rebound dan bagian belakang tetap memakai shock standar bawaan motor. Kemudian pada velg, bagian depan dan belakang mencomot velg Willwood ukuran 215/17 untuk bagian depan dan 250/17 untuk belakang. Velg kokoh tersebut dilapisi ban depan merk Pirelli Rosso Corsa 2 berukuran 100/80-17 dan ban bekalang dengan Pirelli Rosso Sport Corsa 3. Dengan perpaduan itu menurut Tembong sudah sangat nyaman untuk berakselerasi baik di trek lurus maupun tikungan.
Rampung urusan kaki-kaki, lanjut ke bagian dapur pacu. Pada sektor ini, Imam Safe’i yang punya gerai di Kampung Kalilangse, Semarang, Jateng, ini cukup pusing dan musti melakoni beberapa kali riset. Pada bagian untuk menerima tekanan hasil pembakaran campuran gas dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol (crank shaft), Tembong menggunakan piston 64mm milik BRT, kemudian noken as custom berdurasi 320. Sementara, rasio menggunakan merk QTT type B dan yang terakhir untuk mengatur RPM serta mencampur udara dan bahan bakar yang sesuai, digunakan karburator UMA 32mm main jet 140 dan pilot jet 62. Sedang gas buang alias knalpot mengusung milik GP7. “Sampai dengan putaran ke-4, secara keseluruhan sudah sangat puas dengan performa motor, tinggal settingan pebalapnya saja nih,” kekeh Devi Tembong.
Nah, jelang putaran ke-5 atau final round TGA 2019 di Semarang, pertengahan Desember yang akan datang, Devi Tembong optimistis bisa minimal mempertahankan posisi 3 besarnya. “Tampil di kandang sendiri tentunya punya motivasi lebih. Semoga bisa bertahan di 3 besar, sukur-sukur bisa naik posisinya,” pungkas Tembong.
comments
`